Pasuruan — Wali Kota Pasuruan, Adi Wibowo menegaskan pentingnya peran organisasi keagamaan dalam memperkuat fondasi keimanan dan ketakwaan umat. Hal itu didasarkan berbagai fenomena sosial yang kini menjadi tantangan bersama, mulai dari penyalahgunaan narkoba hingga maraknya perilaku menyimpang di tengah masyarakat modern.
Pernyataan tersebut disampaikan Adi Wibowo saat membuka Musyawarah Daerah (Musda) VII Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kota Pasuruan, pada Sabtu (25/10), di Aula Kantor Kementerian Agama Kota Pasuruan.
“Seiring perkembangan teknologi dan globalisasi, berbagai bentuk kemaksiatan kini mudah menjalar ke lingkungan kita. Karena itu, ormas keagamaan harus menjadi jangkar moral bangsa, menjaga fondasi keimanan masyarakat agar tetap kokoh di tengah gempuran zaman,” tegasnya.
Adi menjelaskan, kemajuan teknologi informasi membuat dunia seolah tanpa sekat. Akses terhadap berbagai gaya hidup dan informasi dari seluruh penjuru dunia kini begitu mudah, sehingga turut memengaruhi pola pikir dan perilaku masyarakat, khususnya generasi muda.
Ia mencontohkan kasus pesta gay di Surabaya yang baru-baru ini diungkap aparat, di mana 29 dari 34 pelaku dinyatakan positif HIV/AIDS. Menurutnya, fenomena tersebut menjadi pengingat bahwa tantangan bangsa tidak hanya berkaitan dengan hubungan manusia dengan Allah (habluminallah), tetapi juga hubungan antarsesama manusia (habluminannas).
“Logikanya, seiring kemajuan teknologi, orang mestinya makin pintar, makin berilmu, dan makin mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Karena itu, peran ormas keagamaan menjadi sangat penting sebagai jangkar moral agar nilai-nilai keagamaan tetap kuat di tengah perubahan zaman,” ujarnya.
Wali Kota mengibaratkan akhlak dan keimanan masyarakat seperti akar pohon yang harus kuat agar mampu bertahan meski diterpa angin perubahan. Ia berharap keberadaan ormas keagamaan, termasuk LDII, dapat semakin memperkokoh fondasi keimanan, ketakwaan, serta membangun keseimbangan antara ilmu dan agama.
“Mari kita bergandengan tangan menghadapi berbagai tantangan zaman. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Dengan niat yang baik dan sinergi bersama, insyaallah Kota Pasuruan sebagai Kota Santri akan menjadi kota yang benar-benar berakhlakul karimah,” imbuhnya.
Adi Wibowo juga mengapresiasi kiprah LDII dan ormas keagamaan lainnya yang selama ini aktif menjaga nilai-nilai moral, mempererat persaudaraan, serta memelihara kerukunan di tengah masyarakat. Ia menilai keharmonisan sosial merupakan modal utama dalam pembangunan daerah.
“Kita bersyukur, Kota Pasuruan selama ini harmonis, rukun, dan bersinergi. Ini modal besar untuk membangun kota, bukan hanya dari sisi infrastruktur, tetapi juga dari sisi sosial dan sumber daya manusia,” pungkasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua DPW LDII Jawa Timur, Wahjoe Soetiono, yang mewakili Ketua DPW LDII Jatim, menekankan pentingnya peran ormas keagamaan dalam menahan arus perilaku negatif sekaligus memperkokoh akhlak masyarakat. Ia menegaskan bahwa Musda VII LDII Kota Pasuruan menjadi momentum strategis untuk menguatkan karakter profesional-religius, agar Kota Pasuruan semakin dikenal sebagai kota yang berakhlakul karimah dan harmonis.
“Kami menyadari bahwa permasalahan bangsa tidak bisa diselesaikan sendiri. Karena itu, LDII siap bergandeng tangan dengan seluruh elemen (pemerintah, tokoh agama, dan masyarakat) untuk menjaga kehidupan yang rukun dan harmonis, khususnya di Kota Pasuruan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Wahjoe mengajak seluruh warga LDII mengamalkan tiga nilai utama organisasi, yakni Karya, Kontribusi, dan Komunikasi (3K). Menurutnya, sekecil apa pun karya yang dimiliki setiap individu akan menjadi amal yang bermanfaat bagi masyarakat.
“Setiap pribadi pasti memiliki karya. Minimal melalui perilaku, gaya hidup, dan pola hidup yang baik, itu adalah dakwah bil hal yang menjadi kontribusi nyata dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” imbuhnya.
Wahjoe juga menekankan pentingnya rasa syukur atas karunia Pancasila yang menjadi dasar persatuan bangsa Indonesia. Ia mengajak seluruh warga LDII untuk terus menjaga dan merawat keberagaman sebagai modal dalam membangun peradaban yang damai.
“Kita patut bersyukur, Allah telah menganugerahkan Pancasila yang membuat kehidupan bangsa berjalan dengan baik dan meminimalkan benturan. Keberagaman ini harus kita jaga dan pertahankan sebagai modal berharga untuk masa depan,” jelasnya.
Ia menutup dengan menegaskan kesiapan LDII untuk terus bersinergi dengan Pemerintah Kota Pasuruan dalam mendukung prioritas pembangunan, terutama di bidang pelayanan publik, ekonomi mandiri, dan penguatan karakter masyarakat.
“Kami siap bersinergi agar seluruh potensi LDII dapat dimanfaatkan untuk memajukan Kota Pasuruan,” pungkasnya. (sof/wid)
