Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Indonesia, Abdul Mu’ti mengapresiasi Pelatihan Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) oleh DPP LDII di Pondok Pesantren Wali Barokah, Kediri, 23-25 Mei 2025. Pelatihan ini sekaligus menjadi perintisan sekolah aman, nyaman dan menyenangkan (SANM).
Abdul Mu’ti yang menjadi undangan khusus dan sempat mengikuti pelatihan ini secara daring menyampaikan apresiasinya kepada LDII. “Terima kasih kepada LDII yang telah menyelenggarakan pelatihan TPPK. Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami pendidik dalam menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman dan bebas dari kekerasan. Semoga LDII terus menjadi pelopor dalam membina generasi muda berkarakter luhur,” tulisnya dalam kolom komentar Zoom.
Pelatihan TPPK ini diikuti sekitar 1.800 peserta daring dan 200 peserta luring. Peserta merupakan perwakilan dari sekolah dan pondok yang berada dibawah binaan LDII. Mereka nantinya akan menjadi TPPK pada lembaganya masing-masing. Selain diisi materi dari beberapa narasumber, peserta diajak juga untuk berlatih langsung cara mengatasi masalah yang dialami para pemangku lembaga pendidikan.

Kepala Departemen Pendidikan Umum dan Pelatihan (PUP), Thonang Effendi menyebutkan, apresiasi yang diberikan Mendikdasmen tersebut akan ditindaklanjuti dengan audiensi agar pembentukan TPPK segera bisa direalisasikan.
Thonang menyampaikan bahwa pelatihan TPPK merupakan amanat Undang-Undang. Selain itu juga menjadi amanat Munas dan Rakernas LDII. “Ini diawali dari amanah Munas VII LDII tahun 2011, kemudian lanjut Munas VIII 2018 dan Munas IX 2021, Rakernas LDII 2016, Rakernas LDII 2018 dan 2023,” paparnya.
LDII, lanjutnya memiliki program kerja yang salah satunya terkait pendidikan. Inilah yang akan diimplementasikan menjadi pembentukan TPKK. “Pelatihan ini dalam rangka untuk mewujudkan salah satu nawacita LDII untuk bangsa yaitu nawacita di bidang pendidikan dan dalam pembentukan SDM profesional religius,” jelas Thonang.
Ia menambahkan, LDII mempunyai sistem pendidikan profesional religius yang holistik, integratif. Ini bersesuaian dengan program Kemendikdasmen terkait dengan sekolah aman, nyaman dan menyenangkan dengan hidupnya nilai-nilai luhur.
“Tantangannya adalah ketika masih ada kekerasan, maka sekolah aman, nyaman dan menyenangkan itu tidak akan terwujud. Untuk itu dibentuklah tim (TPKK) di masing-masing sekolah. Harapannya, yang diutamakan adalah tindakan pencegahan melalui kampanye, melalui penerapan nilali-nilai luhur. Bilamana sudah dilakukan pencegahan masih ada satu atau dua kejadian tindak kekerasan, maka baru dilakukan penanganan kekerasan di sekolah, tentu sesuai dengan SOP yang berlaku,”jelas Thonang.
Tindak lanjut Pelatihan TPPK ini, beberapa lembaga pendidikan yang bernaung di bawah LDII akan mendapatkan bimbingan langsung untuk mengimplementasikan langkah-langkah pembentukan TPKK.
“Pasca pelatihan ini akan diambil tiga lembaga pendidikan untuk dibina langsung dalam pembentukan TPPK, yakni Pondok Pesantren Wali Barokah Kediri, International Islamic Boarding School Baitul Manshurin Malang, dan Bina Indonesia Gemilang Boarding School Depok,” papar Pengurus DPP LDII Departemen Pengabdian Masyarakat, Rio Azadi.