KEDIRI — Ketua Pondok Pesantren Wali Barokah KH Sunarto menegaskan bahwa santri dan pesantren memiliki tanggung jawab penting dalam menjaga lingkungan hidup di tengah tantangan perubahan iklim.
“Pesantren memiliki peran strategis dalam menanamkan kepedulian lingkungan kepada santri. Menjaga lingkungan bukan hanya persoalan sosial, tetapi juga bagian dari pendidikan karakter dan nilai keislaman,” ujar KH Sunarto saat Seminar Lingkungan Hidup dalam rangkaian Musyawarah Daerah (Musda) VII LDII Kota Kediri, Sabtu (27/12).
Seminar yang digelar di Ponpes Wali Barokah tersebut diikuti sekitar 400 santri dari Ponpes Wali Barokah dan pondok pesantren LDII se-Kota dan Kabupaten Kediri. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya pesantren merespons tantangan perubahan iklim melalui pendekatan edukatif dan keagamaan.
Ketua DPD LDII Kota Kediri Agung Riyanto juga menilai lingkungan hidup merupakan rumah bersama yang harus dijaga oleh semua pihak, “Berbagai bencana alam yang terjadi saat ini tidak lepas dari perilaku manusia terhadap lingkungannya. Karena itu, santri harus dibekali kesadaran sejak dini agar mampu menjadi agen perubahan di masyarakat,” kata Agung Riyanto.
Menurutnya, konsep Buksantren menjadi pendekatan untuk mengintegrasikan pendidikan agama dengan kepedulian lingkungan, “Melalui Buksantren, santri tidak hanya dibina secara spiritual, tetapi juga ditanamkan tanggung jawab sosial dan ekologis,” ujarnya.
Sementara itu, Pengawas Lingkungan Hidup Ahli Muda DLHKP Kota Kediri Ridwan Salimin memaparkan materi tentang Ekopesantren dan Program Kampung Iklim (Proklim).
“Pondok Pesantren Wali Barokah telah meraih Penghargaan Ekopesantren Pratama dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur dan masih memiliki peluang untuk ditingkatkan ke level berikutnya,” kata Ridwan.
Pemateri lain dari Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Atus Syahbudin menjelaskan bahwa pendampingan UGM di Ponpes Wali Barokah telah menunjukkan hasil.
“Pendampingan ini telah mendorong terwujudnya Ekopesantren tingkat Pratama. Target selanjutnya adalah peningkatan level Ekopesantren, pengembangan Sekolah Adiwiyata, serta pembentukan kawasan Program Kampung Iklim di sekitar pesantren,” ujar Atus.

Ia menyebutkan hasil kajian UGM yang menunjukkan peran LDII dalam pelestarian lingkungan berbasis masyarakat, “Peran kiai dan santri menjadi kekuatan tambahan yang membuat program lingkungan berbasis komunitas berjalan lebih efektif dan berkelanjutan,” katanya.
Melalui seminar ini, Pondok Pesantren Wali Barokah berharap santri mampu mengimplementasikan nilai-nilai keislaman dalam bentuk kepedulian nyata terhadap lingkungan hidup sebagai bagian dari ibadah dan pengabdian sosial. (kim/cak/wid)












