KEDIRI — Pemerintah Kota Kediri terus mendorong pembangunan yang tidak hanya berfokus pada infrastruktur, tetapi juga pada penguatan karakter dan spiritualitas masyarakat. Komitmen tersebut disampaikan Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati saat membuka Musyawarah Daerah (Musda) VII LDII Kota Kediri, Rabu (17/12), di Pondok Pesantren Wali Barokah, Kediri.
Vinanda menegaskan bahwa penguatan kualitas sumber daya manusia (SDM) menjadi fondasi utama dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045, sekaligus selaras dengan visi pembangunan Kota Kediri, yakni Maju, Agamis, Produktif, Aman, dan Ngangeni (MAPAN). Menurutnya, keberhasilan pembangunan harus diiringi penguatan nilai etika, akhlak, dan kepedulian sosial. “Di sinilah peran organisasi keagamaan menjadi sangat strategis dalam membentuk SDM yang berkarakter,” ujarnya.
Hal tersebut sejalan dengan tema Musda VII LDII Kota Kediri yang mendorong terwujudnya SDM profesional dan religius untuk Kota Kediri MAPAN menuju Indonesia Emas 2045.
Vinanda mengapresiasi peran LDII Kota Kediri yang konsisten dalam pembinaan generasi muda, penguatan nilai keagamaan, serta kegiatan sosial kemasyarakatan. Ia juga menyoroti program Urban Farming LDII yang melibatkan santri dan generasi muda. Menurutnya, keterlibatan anak muda di sektor pertanian merupakan langkah positif karena mampu mengubah paradigma bahwa pertanian adalah bidang modern, inovatif, dan menjanjikan.
“Tadi sekilas sudah diperlihatkan beberapa program-program program dari LDII. Baik, ada Urban Farming. Ketika saya berkunjung ke sana ternyata yang mengembangkan adalah anak-anak muda dan santri-santri dari LDII. Luar biasa,” ujarnya.
Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi generasi muda saat ini, seperti degradasi moral, pengaruh negatif media digital, serta lemahnya karakter dan kemandirian, Vinanda berharap generasi muda tidak hanya unggul secara intelektual. Ia menekankan pentingnya peran pondok pesantren sebagai mitra strategis dalam pembinaan karakter, spiritualitas, dan kemandirian generasi muda melalui dukungan serta bimbingan para kiai.
“Kami membutuhkan dukungan, masukan, serta bimbingan para kiai agar generasi muda selain cerdas juga berakhlak dan mandiri,” katanya.

Sementara itu, Ketua DPD LDII Kota Kediri Agung Riyanto menegaskan komitmen LDII untuk mendukung pembangunan Kota Kediri MAPAN melalui penyelarasan program organisasi. Ia menjelaskan filosofi visi MAPAN, khususnya makna “Ngangeni” sebagai tujuan akhir pembangunan yang berdampak pada kebahagiaan masyarakat.
“Ketika masyarakat merasa senang dan rindu dengan kotanya, akan tumbuh rasa kasih sayang dan kepedulian. Dari situlah tercipta rasa aman, produktivitas, dan kehidupan yang agamis,” ujarnya.
Agung menambahkan, konsep “Ngangeni” tercermin dari tingginya kunjungan ke Pondok Pesantren Wali Barokah yang mencapai sedikitnya 10 ribu tamu setiap bulan, baik dari alumni maupun kalangan akademisi jenjang S1 hingga S3. Menurutnya, tingginya kunjungan tersebut menunjukkan daya tarik Kota Kediri sekaligus mendorong perputaran ekonomi melalui aktivitas belanja dan konsumsi masyarakat. “Ini membuktikan bahwa konsep Ngangeni berdampak pada produktivitas dan penguatan ekonomi lokal,” pungkasnya. (sof/wid)
