Tuban – Wakil Bupati Tuban, Joko Sarwono, membuka Musyawarah Daerah (Musda) X LDII Kabupaten Tuban pada Sabtu (15/11), yang digelar di Ruang Rapat RH Ronggolawe, Pemkab Tuban. Dalam sambutannya, ia menegaskan komitmen LDII Tuban untuk memperkuat sumber daya manusia (SDM) yang profesional dan religius selaras dengan arah pembangunan daerah.
“Tema Musda ini, yakni penguatan SDM profesional dan religius untuk membangun desa dan menata kota, sangat relevan dengan visi pembangunan Kabupaten Tuban,” ujarnya.
Musda lima tahunan ini mengusung tema besar “Penguatan SDM Profesional Religius untuk Mewujudkan Visi Tuban Sejahtera Melalui Kontribusi Nyata dalam Klaster Mbangun Deso Noto Kutho,” yang sejalan dengan semangat kolaboratif Pemkab Tuban.
Dalam arahannya, Joko Sarwono menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah dan organisasi masyarakat berbasis keumatan, termasuk Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, LDII, dan ormas lainnya. Salah satu klaster pengabdian yang dinilai sangat strategis adalah penguatan wawasan kebangsaan.
Ia menekankan bahwa implementasi wawasan kebangsaan harus berakar pada toleransi dan kerukunan. Perbedaan pemikiran, termasuk dalam penafsiran agama, menurutnya merupakan hal wajar dalam kehidupan bermasyarakat. Karena itu, dialog menjadi solusi utama untuk mencegah munculnya sikap intoleran.
Wakil Bupati juga menyoroti maraknya informasi negatif di media sosial seperti TikTok dan YouTube yang dapat memicu opini keliru di masyarakat. “Dialog dan komunikasi terbuka adalah satu-satunya jalan untuk mencegah intoleransi,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa kerukunan adalah fondasi utama kehidupan berbangsa dan bernegara. Jika fondasi ini kuat, maka kolaborasi dalam pembangunan daerah dapat berjalan lebih optimal.
Dalam kesempatan itu, Joko juga membuka ruang seluas-luasnya bagi LDII untuk berdialog dan berkolaborasi dengan berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) seperti Dinas Sosial, P3A, PMD, Bappeda, dan dinas lainnya, agar program kerja LDII dapat selaras dengan kebutuhan daerah.
Menurutnya, delapan klaster pengabdian LDII yang disampaikan DPW LDII Jawa Timur sangat relevan dengan prioritas pembangunan Kabupaten Tuban.

Sementara itu, Ketua DPW LDII Jawa Timur, Moch Amrodji Konawi, menegaskan bahwa Musda merupakan forum tertinggi organisasi untuk mengevaluasi laporan pertanggungjawaban, menyusun program kerja, dan membentuk kepengurusan baru.
Ia menekankan tiga pilar utama yang harus dimiliki seorang pemimpin LDII, yakni pelayanan, perlindungan, dan pengembangan organisasi. “Pemimpin itu pelayan umat. Sayyidul qaum khodimuhum. Ia harus mampu memberikan pelayanan terbaik untuk kebutuhan organisasi dan masyarakat,” tuturnya. Pada aspek perlindungan, ia mengingatkan agar pemimpin mengayomi umat dengan kebijaksanaan sesuai tuntunan Al-Qur’an dan hadis.
Pada aspek pengembangan, Amrodji menegaskan pentingnya peran LDII dalam amar makruf nahi munkar bersama ormas Islam lain seperti NU dan Muhammadiyah untuk memperkuat pembinaan umat di daerah.
Amrodji juga mengapresiasi kepemimpinan Hartono sebagai Ketua DPD LDII Tuban yang dinilai sukses menjalin sinergi dengan pemerintah daerah, tokoh agama, dan ormas lainnya. “Ketika LDII punya hajat, semua pihak hadir. Itu bukti keberhasilan kepengurusan,” ujarnya.
Dalam arahannya, Amrodji menegaskan bahwa LDII Tuban perlu terus memperkuat delapan klaster pengabdian LDII untuk bangsa, yang meliputi kebangsaan, keagamaan, ekonomi syariah, pendidikan, kesehatan dan herbal, ketahanan pangan dan lingkungan hidup, teknologi digital, dan energi baru terbarukan.
Menurutnya, kedelapan klaster ini harus dijalankan seiring dengan program-program pembangunan Pemerintah Kabupaten Tuban. Sinergi tersebut diyakini dapat memperkuat kontribusi LDII dalam mewujudkan Tuban Sejahtera, Berkeadilan, Berbudaya, dan Berkelanjutan sesuai spirit Mbangun Deso Noto Kutho. (il/sof/wid)












