Pondok Pesantren (Ponpes) Wali Barokah, Kediri, Jawa Timur menerima kunjungan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Prof. Erwin Astha Triyono, pada Rabu siang (16/4). Dalam kunjungannya ia didampingi Ketua Tim Kerja Promosi Kesehatan Dinkes Jatim Malik Afif, Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri dr. Muhammad Fajri Mubasysyir, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Hendik Suprianto, Subkoordinator Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Kediri Emy Widyastuti dan Rully Yudha U.
Kehadiran Dinkes Jatim disambut langsung Ketua Ponpes Wali Barokah KH Sunarto beserta Ketua DPD LDII Agung Riyanto dan beberapa pengurus.
“Alhamdulillah saya bersyukur hari ini dapat berkunjung ke salah satu pondok terbaik yang ada di Kota Kediri, yaitu Ponpes Wali Barokah, terima kasih atas semua inspirasi yang telah diberikan kepada kami,” kata Prof. Erwin.
Ia mengatakan, sebagai tim yang membantu Gubernur Jatim untuk memanajemen kesehatan di Jawa Timur, memperoleh banyak pembelajaran.
Pembelajaran pertama, didapatkan dari isu kolaborasi. Ia mengatakan kolaborasi antara dari Pondok Pesantren, Kementerian Agama, FKUB, dan Dinas Kesehatan Kota Kediri, telah banyak memberikan kontribusi untuk membangun sistem kesehatan yang ada di Kota Kediri.
“Khususnya bagi para santriwan santriwati, termasuk para pengasuh, pengajar, dan lain-lain yang ada di Kota Kediri,” ujarnya.
Kedua, pihaknya juga merasa bersyukur karena bagaimanapun isu-isu kesehatan tidak mungkin diselesaikan oleh Dinas Kesehatan semata. Mereka tetap membutuhkan implementator dari para pimpinan Pondok Pesantren untuk mendukung program penurunan angka kematian ibu dan bayi, serta stunting, termasuk mengupayakan generasi muda untuk membangun generasi emas tahun 2045.
“Tidak ada pilihan kecuali sama-sama sharing tentang paradigma baru supaya isu kesehatan menjadi isu terbaik yang bisa diimplementasikan untuk santri dan santriwati,” imbuhnya.
Prof. Erwin juga memuji poskestren Ponpes Wali Barokah dengan mengimplementasikan Perda tentang Integrasi Layanan Primer (ILP) yang sudah berbasis siklus hidup. “Sehingga mulai bayi, remaja, dewasa maupun lansia sudah bisa diimplementasikan di Pondok Pesantren ini,” ujarnya.

Prof Erwin menjelaskan, banyak program dari Dinas Kesehatan yang sudah dikerjakan secara lengkap, khususnya terkait dengan upaya Pola Hidup, Bersih, dan Sehat (PHBS), salah satunya yaitu nutrisi yang merupakan investasi terbaik untuk generasi muda dimana mereka susah membedakan antara nutrisi sehat dengan enak.
“Sudah disampaikan pimpinan di Ponpes Wali Barokah, nutrisi yang ada di sini pertama adalah sehat. Di situ ada nasi, ada protein, ada buah, yang bisa membuat generasi muda ini paham bahwa makanan sehat menjadi makanan terbaik yang nanti bisa dibawa bekal kalau misalkan sudah lulus dari Pondok,” tuturnya.
Terakhir, Prof. Erwin menyampaikan terima kasih sekali atas sambutan hangat Ponpes Wali Barokah. “Semoga menginspirasi bagi 4.600 pondok yang ada di Jawa Timur, untuk membangun sistem kesehatan internal yang nanti bisa dikolaborasikan dengan sistem kesehatan yang ada di Puskesmas, Dinas Kesehatan Kota, Kabupaten, maupun yang ada di Provinsi,” pungkas Prof. Erwin.
Tak lupa pihaknya senang sekali bisa mengimplementasi Inisiatif, Kolaborasi, dan Inovatif Pondok Pesantren Sehat (IKI Pesat), dan Santri Jawa Timur Sehat dan Berkah (SAJADAH). Ia berharap program tersebut bermanfaat dan mendatangkan barokah bagi Ponpes Wali Barokah khususnya, dan secara umum pondok pesantren di Jawa Timur.
Dalam sambutan singkatnya, Ketua Ponpes Wali Barokah KH Sunarto mengapresiasi kunjungan orang nomor satu di Dinas Kesehatan Provinsi Jatim tersebut.
“Kami meyakini bahwa Bapak Kepala Dinas Kesehatan telah mendapatkan informasi dari staf tentang berbagai upaya yang dilakukan oleh Ponpes Wali Barokah dalam upaya mewujudkan PHBS,” ujarnya.
Seusai berbincang sejenak, rombongan diajak meninjau langsung layanan Poskestren, asrama santriwati, kunjungan ke dapur pondok, bakery Alqomar, serta mencermati jadwal sajian menu dan fasilitas yang lain.
“Dengan kunjungan lapangan tersebut kami berharap akan mendapatkan input untuk perbaikan manajemen pondok khususnya yang berkaitan dengan bidang kesehatan,” tutup KH Sunarto.