DPW Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Jawa Timur menggelar Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) sebagai upaya menyamakan persepsi dan langkah organisasi dari tingkat wilayah hingga kabupaten/kota. Kegiatan tersebut sekaligus untuk memastikan implementasi hasil Rakornas di lapangan.
Kegiatan Rakorwil dilaksanakan di Blessing Hills Resort & Hotel, Trawas, pada Sabtu-Minggu, 20-21 Desember 2025, dan diikuti jajaran pengurus DPW serta DPD LDII kabupaten/kota se-Jawa Timur.
Ketua DPW LDII Jawa Timur Moch. Amrodji Konawi dalam sambutannya menegaskan, Rakorwil merupakan sarana penting untuk memperkuat konsolidasi organisasi, “Rakorwil ini menjadi sarana untuk menyamakan persepsi dan langkah organisasi dari tingkat pusat, wilayah, hingga kabupaten dan kota agar program LDII dapat berjalan searah dan berkesinambungan,” ujarnya.
Menurutnya, keberhasilan organisasi tidak hanya diukur dari kelengkapan dokumen program kerja, tetapi dari sejauh mana program tersebut dapat diimplementasikan dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, “Kami ingin memastikan program kerja DPW tidak hanya tertulis dalam dokumen, tetapi benar-benar terimplementasi di lapangan dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” tegas Amrodji.
Oleh karena itu, lanjutnya, sinergi antar DPD dibuthoan untuk mendukung kelancaran program di tingkat provinsi, “DPD kabupaten dan kota memiliki peran strategis sebagai ujung tombak organisasi, maka kebersamaan dan komunikasi yang kuat antar pengurus menjadi kunci keberhasilan program LDII di Jawa Timur,” jelasnya.
Amrodji juga mengingatkan pentingnya sinergi antara LDII dan pemerintah daerah, baik di tingkat Provinsi Jawa Timur maupun kabupaten/kota. Sinergi tersebut diharapkan mampu memperkuat kontribusi LDII dalam mendukung program pembangunan serta menjaga keharmonisan sosial.
Rakorwil juga diisi dengan sesi diskusi Kopi Inspiratif yang memberi ruang bagi masing-masing DPD untuk menyampaikan pandangan serta dinamika yang dihadapi di wilayahnya. Ia menyampaikan bahwa setiap daerah memiliki karakteristik dan kearifan lokal yang berbeda, sehingga diperlukan pendekatan yang adaptif dan kontekstual dalam menjalankan program organisasi.
Sepanjang 2025, tercatat sebanyak 16 DPD telah melaksanakan Musyawarah Daerah (Musda). Beberapa diantaranya melahirkan kepemimpinan baru, sehingga forum ini menjadi momentum untuk saling mengenal dan memperkuat koordinasi.
Secara umum, Amrodji menilai kinerja DPD LDII se-Jawa Timur berjalan baik. Hal tersebut tercermin dari pelaksanaan Musda di Kabupaten Kota yang dihadiri jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), sebagai bukti terjalinnya komunikasi yang harmonis antara LDII dan pemangku kepentingan di daerah.

Dalam kesempatan tersebut, ia juga mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan kader kepengurusan. DPW LDII Jawa Timur akan memfasilitasi diklat kader di tingkat provinsi yang diperuntukkan bagi peserta dari kabupaten/kota.
Selain itu, Amrodji mengajak seluruh DPD untuk terus mendukung keberlangsungan tim rukyatul hilal di daerah masing-masing sebagai bagian dari kontribusi LDII dalam pengembangan rukyat sesuai arahan dewan penasihat.
Ke depan, DPW LDII Jawa Timur juga merencanakan pelatihan jurnalistik dasar pada awal tahun mendatang guna menyiapkan kader yang kompeten dalam penulisan berita dan peliputan kegiatan organisasi di daerah.
Sementara itu, Wakil Ketua DPW LDII Jawa Timur Ahmad Bashori mengatakan hubungan LDII dan NKRI berjalan seiring. “Visi negara sudah jelas melalui Asta Cita, termasuk upaya mewujudkan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan dan sesama,” ujarnya. Karena itu, delapan bidang pengabdian LDII untuk bangsa dinilainya sejalan dengan program-program pemerintah.
Ia menilai LDII telah menemukan momentum kebangsaan yang tepat, sehingga mampu memadukan nilai-nilai keislaman dengan semangat kebangsaan. Menurutnya, LDII memiliki modal kuat dalam nilai-nilai kebangsaan sekaligus pengalaman dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dan ajaran Islam dalam kehidupan bermasyarakat.
Ahmad Bashori juga menyebut LDII lahir dari semangat Pancasila. Bahkan, LDII menjadi salah satu organisasi kemasyarakatan yang sejak awal menegaskan Pancasila sebagai asas. “Pancasila tidak hanya menjadi dasar negara, tetapi juga perekat bangsa yang menumbuhkan sikap saling menghargai dan menghormati,” katanya. (cak/wid).
