Blitar – Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kota Blitar menggelar Musyawarah Daerah (Musda) VII di Gedung DPD LDII Kota Blitar, Selasa (23/9). Forum lima tahunan ini menjadi momentum penting untuk merumuskan arah kebijakan organisasi sekaligus melakukan regenerasi kepemimpinan.
Ketua DPW LDII Jawa Timur, KH Moch Amrodji Konawi, menuturkan Musda memiliki tiga agenda pokok, yakni mendengarkan laporan pertanggungjawaban pengurus periode sebelumnya, menyusun program kerja lima tahun mendatang, serta memilih kepengurusan baru.
“DPD LDII Kota Blitar sudah berjalan sesuai jalurnya. Pengurus mampu melaksanakan fungsi organisasi dengan baik, termasuk menjalin komunikasi dengan pemerintah maupun masyarakat,” ujar Amrodji.
Ia menekankan pentingnya delapan program kerja LDII, khususnya bidang kebangsaan yang menjadi prioritas utama. Menurutnya, semangat kebangsaan harus terus digaungkan agar LDII dapat berkontribusi nyata menjaga persatuan bangsa.
Amrodji juga memberikan apresiasi kepada Ketua DPD LDII Kota Blitar, Pardi Sholikul Umam, yang dinilai berhasil membangun hubungan harmonis dengan pemerintah daerah, ormas Islam, dan tokoh lintas agama. “Pak Pardi selalu dilibatkan Pemkot dalam berbagai kegiatan, mulai dari peringatan hari besar, pemberdayaan masyarakat, hingga menjaga kerukunan umat beragama. Itu bukti kontribusi nyata,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Amrodji menekankan pentingnya regenerasi agar organisasi tetap solid menghadapi tantangan zaman. Ia berharap kepengurusan berikutnya terdiri dari tiga lapisan, yakni senior, pengurus aktif dan generasi muda. “Dengan sistem tiga lapis, proses suksesi bisa berjalan lebih mulus. Senior mentransfer ilmu, pengurus aktif mengelola organisasi, dan generasi muda dipersiapkan sebagai penerus,” jelasnya.
Terkait pemilihan ketua, Amrodji menegaskan bahwa LDII tidak mengenal sistem pencalonan diri. “Tidak ada istilah tim sukses. Ketua tidak mencalonkan diri, melainkan dicalonkan oleh struktur di bawah berdasarkan kinerja. Jika layak, bisa dilanjutkan, jika tidak, akan disiapkan kader baru,” katanya.

Sementara itu, Ketua DPD LDII Kota Blitar, Pardi Sholikul Umam, menyampaikan bahwa selama 20 tahun memimpin pihaknya telah menyiapkan kader-kader terbaik. Ia menyebut tiga nama yang dinilai layak melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan.
Pertama, Suryani, yang juga pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Blitar selama dua periode. Sehari-hari ia berprofesi sebagai tenaga pendidik sekaligus alumni Pondok Pesantren Wali Barokah Kediri.
Kedua, Didik Setiawan, berpengalaman di bidang administrasi dan pernah menjabat Lurah Sentul selama tujuh tahun. Saat ini ia aktif sebagai Wakil Ketua DPD LDII Kota Blitar.
Ketiga, Arif Priambodo, generasi muda berusia 37 tahun yang berprofesi sebagai guru di SMK Negeri 1. Lulusan sarjana komputer ini diharapkan mampu membawa inovasi digital untuk mendukung perkembangan organisasi.
“Harapan kami, generasi muda dapat meneruskan perjuangan dan menyesuaikan dengan kebutuhan zaman, terutama dalam bidang teknologi,” pungkas Pardi.
Ketua Umum MUI Kota Blitar, KH Abdul Karim Muhaimin, juga mengapresiasi dan mendukung pelaksanaan Musda. Menurutnya, Musda merupakan momentum penting memperkuat peran LDII dalam membangun masyarakat.
“Kalau nanti ada regenerasi, semoga lahir figur kepemimpinan yang lebih baik, amanah, dan mampu menjaga kekompakan. Organisasi itu sifatnya kolektif, bukan terpusat pada satu orang saja,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya sinergi antarormas Islam serta kerja sama dengan pemerintah daerah. “Harapan kami, LDII ke depan terus bersinergi di bawah tenda besar Majelis Ulama Indonesia, bekerja sama dengan ormas-ormas lain sekaligus menjadi mitra strategis Pemkot Blitar,” jelasnya.
Abdul Karim optimis, selama ormas Islam dan pemerintah berjalan bersama, masyarakat akan semakin sejahtera, makmur, dan mampu menjalani kehidupan yang lebih baik.
Musda VII LDII Kota Blitar diharapkan melahirkan kepengurusan baru yang solid, mampu merangkul seluruh anggota, memperkuat sinergi dengan pemerintah, serta memberikan kontribusi nyata bagi kesejahteraan masyarakat.