Sidoarjo – Keluarga memiliki peran utama dalam pembentukan karakter luhur. Hal ini disosialisasikan oleh Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPD LDII) Kabupaten Sidoarjo dengan menggelar workshop bertema “Strategi Membangun 29 Karakter Luhur dalam Keluarga bagi Tenaga Bimbingan dan Konseling”, Minggu (25/5), di Aula Al Barokah, Pondok Pesantren Sruni, Sidoarjo.
Narasumber utama, Dosen Fakultas Psikologi Universitas ’45 Surabaya, Hayani, dalam paparannya mengulas konsep 5W+1H dalam pendidikan karakter luhur, yaitu what (apa karakter itu), why (mengapa penting), who (siapa yang berperan), when dan where (kapan dan di mana karakter dibentuk), serta how (bagaimana cara menumbuhkannya).
Hayani menegaskan bahwa keluarga memiliki tiga fungsi utama dalam pembentukan karakter anak: sebagai teladan, fasilitator, dan penguat. “Anak adalah peniru ulung. Mereka belajar bukan hanya dari apa yang dikatakan orang tua, tetapi dari bagaimana orang tua bersikap. Maka, keteladanan dan komunikasi positif dalam keluarga menjadi fondasi utama karakter luhur,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan pentingnya pendekatan yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Strategi yang efektif mencakup pengenalan indikator perilaku dari karakter yang diharapkan, penyesuaian gaya komunikasi, serta pemberian apresiasi dan penguatan positif untuk membangun rasa percaya diri serta mempererat ikatan emosional antara orang tua dan anak.
Untuk memperdalam pemahaman peserta, sesi juga diisi dengan kegiatan bermain peran (role playing) yang menggambarkan situasi nyata dalam interaksi antara anak, orang tua, guru mengaji, dan pembina. Dalam simulasi ini, peserta mempraktikkan pola komunikasi efektif dalam penanaman karakter, mulai dari mengenali perilaku, menentukan nilai karakter, hingga cara memberikan apresiasi.
“Pengasuhan adalah investasi jangka panjang. Setiap kata dan tindakan dari orang tua adalah benih yang kelak tumbuh menjadi karakter anak di masa depan,” tutur Hayani menutup sesinya.
Sementara itu, pengurus PKPPS Mulia Insani, Mujianto menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program kerja Bidang BK Penggerak Pembinaan Generus (PPG) DPD LDII Kabupaten Sidoarno. Program ini mendukung implementasi kurikulum yang menyatukan pendidikan agama, pendidikan formal, dan pendidikan karakter secara integral.
“Para mubaligh, pembimbing, dan konselor perlu memiliki bekal strategi dalam pembentukan karakter sejak usia dini, khususnya di lingkungan keluarga sebagai fondasi utama pendidikan,” tegas Mujianto.
Menambahkan hal tersebut, Dewan Penasehat (Wanhat) DPD LDII Kabupaten Sidoarjo, KH Makhin mengingatkan kembali komitmen LDII dalam mengembangkan 29 karakter luhur yang menjadi landasan pembinaan generasi.
“Setelah ketakwaan kepada Allah SWT, budi pekerti luhur adalah dasar dari pembentukan karakter. Maka, para pembimbing dan konselor harus melaksanakan tugas dan fungsi mereka secara maksimal dengan niat ikhlas dan tanggung jawab tinggi,” pesan KH Makhin menutup kegiatan.
Kegiatan ini diikuti sekitar 150 peserta yang terdiri dari guru mengaji, tenaga bimbingan konselor, guru dan staf Bimbingan Konseling (BK) dari PKPPS Mulia Insani dan MA Mulia Insani.
Workshop ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas para pendidik dan pembina generasi dalam menanamkan karakter luhur sejak dini melalui pendidikan berbasis keluarga.
Dengan terselenggaranya workshop ini, diharapkan para peserta dapat menerapkan ilmu dan strategi yang diperoleh dalam membina generasi muda yang berkarakter luhur, kuat secara spiritual, emosional, dan sosial.