PACITAN — Tingginya angka kasus kanker pada perempuan di Indonesia menjadi perhatian serius berbagai pihak, termasuk Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII). Sebagai upaya meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat, Pengurus Wanita LDII Pacitan menggelar Talk Show kesehatan bertajuk “Deteksi Dini Penyakit Kanker Payudara dan Kanker Serviks” pada Minggu (7/12), bertempat di Masjid Baitul A’la, Kecamatan Pacitan.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber Kepala Unit Medical Center dan Klinik Pratama Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Dr. Selfi Handayani, dr., M.Kes., seorang akademisi dan praktisi kesehatan asal Pacitan.
Dalam pemaparannya, Selfi menjelaskan bahwa kanker payudara dan serviks masih menjadi dua jenis kanker dengan angka kasus dan kematian tertinggi pada perempuan di Indonesia. Ia menekankan pentingnya deteksi dini, baik melalui pemeriksaan mandiri maupun fasilitas kesehatan.
“Banyak kasus ditemukan pada stadium lanjut karena perempuan sering mengabaikan gejala awal. Padahal, semakin cepat terdeteksi, semakin besar peluang untuk sembuh. Edukasi adalah langkah awal yang sangat penting,” jelasnya.
Ia juga memaparkan berbagai faktor risiko seperti gaya hidup tidak sehat, kurangnya pemeriksaan berkala, serta minimnya pengetahuan terkait gejala awal. Para peserta diajak memahami teknik SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri), pentingnya vaksinasi HPV, serta pola hidup sehat sebagai bagian dari pencegahan.
Acara tersebut diikuti oleh sekitar 400 peserta, yang terdiri dari ibu-ibu dan remaja putri berusia 15 tahun ke atas dari berbagai wilayah LDII se-Pacitan. Para peserta aktif mengajukan pertanyaan seputar gejala, langkah pencegahan, hingga penanganan kanker. Mereka berdiskusi secara interaktif tentang kanker.
Talk show dibuka secara oleh Dewan Penasihat PC LDII Pacitan, Eko Suranto. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa pentingnya edukasi kesehatan tentang kanker, mengingat perempuan memiliki peran sentral dalam keluarga. Pengetahuan yang baik mengenai kesehatan reproduksi dan pencegahan kanker dapat menjadi upaya perlindungan bagi diri sendiri maupun anggota keluarga.
“Melalui kegiatan ini, kami berharap para ibu dan remaja putri lebih waspada, memahami faktor risiko, dan memiliki kesadaran untuk menjaga kesehatan dirinya. Ini bukan hanya untuk diri mereka, tetapi juga untuk masa depan keluarga,” ujarnya.
Selain materi dan diskusi, panitia juga menyediakan sesi konsultasi singkat, di mana peserta dapat berkonsultasi langsung dengan narasumber mengenai keluhan atau informasi tambahan seputar kesehatan reproduksi.
Kegiatan itu menjadi bagian dari komitmen LDII Pacitan dalam memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, khususnya dalam bidang edukasi kesehatan perempuan. LDII menilai bahwa peningkatan literasi kesehatan dapat mendorong perubahan perilaku dan menciptakan lingkungan keluarga yang lebih peduli terhadap pencegahan penyakit. (sof/wid)

Kerenn banget, lancar barokah.