BLITAR — Kerukunan dan persatuan menjadi agenda inti dalam Dialog Kebangsaan yang digelar di Kantor Pemerintah Kota Blitar, Kamis (27/11). Kegiatan yang mempertemukan tokoh agama, unsur pemerintah, dan berbagai organisasi masyarakat itu juga dihadiri DPD LDII Kota Blitar untuk memperkuat komitmen harmoni sosial.
Dialog yang berlangsung di Ruang Sasana Praja tersebut dibuka oleh Ketua FKUB Kota Blitar, KH Sukri Alvi. Sejumlah narasumber kemudian memaparkan materi terkait upaya menjaga stabilitas kehidupan berbangsa dan beragama.
Pemateri pertama, Kepala Badan Kesbangpol Kota Blitar, Toto Robandiyo, menyampaikan materi tentang pentingnya stabilitas kebangsaan di tengah dinamika masyarakat. Dilanjutkan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Blitar, Dr. Mohamad Kanzul Fathon, yang mengulas penguatan moderasi beragama sebagai pilar kerukunan.
Sesi terakhir disampaikan oleh Kasat Binmas Polres Blitar Kota, AKP Budi Agus Santosa, yang menekankan peran keamanan dalam menciptakan lingkungan sosial yang kondusif.
Dialog tersebut menjadi ruang diskusi bagi berbagai elemen masyarakat untuk memperluas pemahaman lintas agama, memperkuat toleransi serta mendorong sinergi antarlembaga dalam menjaga kondusivitas daerah.

Perwakilan LDII Alvin Ramadhan dan Mohammad Trinulrizal dalam kesempatan tersebut, menegaskan pentingnya komunikasi terbuka sebagai langkah merawat keharmonisan sosial.
“Kerukunan adalah fondasi kehidupan sosial. Melalui dialog ini, kami berharap semua pihak semakin terbuka, saling memahami, dan bersama-sama menjaga Blitar tetap damai,” ujar Alvin.
Ia menambahkan bahwa kolaborasi berbagai unsur menjadi kunci terciptanya harmoni. “Keterlibatan berbagai unsur pemerintah dan ormas dalam dialog ini menunjukkan bahwa menjaga kerukunan adalah tanggung jawab bersama. LDII siap berkolaborasi untuk memperkuat toleransi di Kota Blitar,” imbuhnya.
Dengan keikutsertaannya dalam kegiatan tersebut, LDII menegaskan komitmennya mendukung program pemerintah dalam merawat kerukunan, memperkuat persatuan, dan menjaga keamanan sosial di masyarakat. (kim/sof/wid)












