KEDIRI — Ketua DPW LDII Jawa Timur, Moch. Amrodji Konawi, menegaskan bahwa seorang pemimpin organisasi memiliki tiga kewajiban utama yang harus dijalankan secara seimbang, yakni fungsi pelayanan, pengayoman, dan pengembangan. Penegasan tersebut disampaikannya dalam Musyawarah Daerah (Musda) VII LDII Kota Kediri yang digelar pada Rabu (17/12) di Pondok Pesantren Wali Barokah, Kediri.
Amrodji menjelaskan, pemimpin LDII harus menempatkan diri sebagai pelayan umat. Kepemimpinan tidak semata berorientasi pada kepentingan internal organisasi, melainkan hadir untuk melayani seluruh lapisan masyarakat melalui program-program yang memberikan manfaat nyata.
“Pemimpin LDII adalah khodimul ummah. Tugas utamanya melayani umat dan masyarakat sekitar melalui program-program yang dirasakan langsung manfaatnya,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menerangkan bahwa fungsi pelayanan harus tercermin dalam pelaksanaan delapan program pengabdian LDII untuk bangsa. Program-program tersebut dirancang untuk menjawab kebutuhan masyarakat secara luas, sekaligus menjadi wujud nyata kontribusi LDII dalam pembangunan sosial kemasyarakatan.
Setelah fungsi pelayanan berjalan dengan baik, lanjut Amrodji, pemimpin LDII juga memiliki kewajiban menjalankan fungsi pengayoman. Melalui pengayoman yang kuat, organisasi diharapkan mampu menciptakan rasa aman, nyaman, serta menumbuhkan kebersamaan dan persatuan di tengah umat.
Selain itu, Amrodji menegaskan peran LDII sebagai organisasi kemasyarakatan Islam yang memiliki tanggung jawab dakwah sosial melalui amar ma’ruf nahi munkar. Dalam menjalankan peran tersebut, LDII diharapkan terus memperkuat sinergi dan kerja sama dengan berbagai organisasi kemasyarakatan Islam lainnya, seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, serta elemen masyarakat lainnya.
“Sinergi ini penting agar dakwah kebaikan dapat dilakukan bersama-sama, sekaligus mencegah berbagai bentuk kemungkaran demi terwujudnya kehidupan bermasyarakat yang harmonis,” tambahnya.
Adapun fungsi pengembangan, menurut Amrodji, merupakan peran strategis pemimpin dalam meningkatkan kapasitas dan kualitas sumber daya manusia, sekaligus memastikan keberlanjutan organisasi. Dengan pengembangan yang berkelanjutan, LDII diharapkan mampu beradaptasi dan menjawab tantangan zaman tanpa kehilangan jati diri serta nilai-nilai keislaman.
Musda VII LDII Kota Kediri secara resmi dibuka oleh Wali Kota Kediri, Vinanda Prameswati, dan dihadiri unsur Forkopimda plus serta para tokoh agama. Dalam sambutannya, Vinanda mengapresiasi peran LDII Kota Kediri yang dinilainya konsisten dalam pembinaan generasi muda, penguatan nilai-nilai keagamaan, serta kegiatan sosial kemasyarakatan.
Ia juga menyoroti salah satu program unggulan LDII, yakni Urban Farming, yang melibatkan santri dan generasi muda. Menurutnya, keterlibatan anak muda dalam sektor pertanian merupakan langkah positif karena mampu mengubah paradigma bahwa pertanian adalah bidang yang modern, inovatif, dan menjanjikan.
“Tadi sekilas sudah diperlihatkan beberapa program dari LDII, salah satunya Urban Farming. Ketika saya berkunjung ke sana, ternyata yang mengembangkan adalah anak-anak muda dan santri-santri LDII. Luar biasa,” ujarnya.
Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi generasi muda saat ini, seperti degradasi moral, pengaruh negatif media digital, serta melemahnya karakter dan kemandirian, Vinanda berharap generasi muda tidak hanya unggul secara intelektual.
Ia menekankan pentingnya peran pondok pesantren sebagai mitra strategis dalam pembinaan karakter, spiritualitas, dan kemandirian generasi muda melalui dukungan serta bimbingan para kiai.
“Kami membutuhkan dukungan, masukan, serta bimbingan para kiai agar generasi muda tidak hanya cukup cerdas, tetapi juga berakhlak mulia dan mandiri,” pungkasnya. (sof/wid)












