KEDIRI — Dinas Kesehatan Kota Kediri menggandeng organisasi keagamaan dan lintas agama dalam Pertemuan Koordinasi Mitra Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Kegiatan tersebut untuk mendorong pola hidup sehat masyarakat dan mengimplementasikan enam pilar utama Germas.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Kota Kediri, Candra Jaya, dalam sambutannya menegaskan pentingnya pendekatan komunal dan peran strategis tokoh agama dalam penyuksesan Germas. Menurutnya, persoalan kesehatan, khususnya lingkungan, tidak bisa ditangani secara individual.
“Masalah lingkungan tidak mungkin bisa diselesaikan secara sendiri, tetapi secara komunitas atau bersama-sama. Germas merupakan program pemerintah pusat yang diturunkan sampai ke daerah dan berhubungan erat dengan perilaku,” ujarnya.
Candra kemudian memaparkan enam pilar Germas. Pertama, peningkatan aktivitas fisik, di mana ia mengapresiasi meningkatnya minat masyarakat terhadap olahraga seperti lari, bersepeda, dan aktivitas kelompok lainnya.
Pilar kedua adalah Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Ia menyebut sejumlah indikator PHBS di Kota Kediri masih perlu ditingkatkan berdasarkan hasil survei.
Ketiga, pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi, dengan fokus utama pada penurunan stunting. Kota Kediri mendapat apresiasi dari Sekretariat Wakil Presiden RI karena berhasil menempati peringkat kedua nasional dalam upaya penurunan stunting. Capaian tersebut, ujarnya, tidak lepas dari peran tokoh agama dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).
Pilar keempat adalah pencegahan dan deteksi dini, termasuk program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang dapat diakses ibu hamil, balita, hingga lansia minimal satu kali setahun.
Pilar kelima, peningkatan kualitas lingkungan, menekankan pentingnya menjaga kebersihan untuk mencegah penyakit berbasis lingkungan dan vektor. Pilar keenam, edukasi hidup sehat, yang hanya dapat tercapai jika masyarakat memiliki pengetahuan, kemauan, dan kemampuan.

Sementara itu, Ketua DPD LDII Kota Kediri, Agung Riyanto, menegaskan bahwa keberhasilan Germas membutuhkan dukungan seluruh komponen masyarakat. Ia menyebut tokoh agama memiliki posisi strategis dalam mengedukasi umat.
“Tokoh agama memiliki kedekatan dengan umat, menjadi panutan, serta mempunyai ruang dan momentum yang luas dalam menyampaikan pesan kebaikan, termasuk pesan kesehatan,” ujarnya.
Agung menambahkan, pendekatan keagamaan membuat pesan kesehatan lebih mudah dipahami dan diimplementasikan, karena setiap agama pada dasarnya mengajarkan pentingnya menjaga kesehatan dan memelihara lingkungan.
LDII, lanjutnya, siap memperkuat kolaborasi melalui edukasi kesehatan yang disampaikan dalam ceramah, khotbah, kajian, dan kegiatan keagamaan lainnya. Ia juga mendorong warga untuk menjalankan pola hidup sehat, konsumsi gizi seimbang, dan rutin melakukan pemeriksaan kesehatan.
“Kami di LDII berusaha menguatkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di lingkungan kegiatan LDII dan mendorong jamaah melakukan CKG untuk deteksi dini Penyakit Tidak Menular (PTM), yang kini angkanya melampaui penyakit menular,” ujarnya.
Ia meyakini bahwa organisasi keagamaan dan lintas agama dapat menjadi garda terdepan dalam pencegahan PTM di Kota Kediri.
LDII menjadi salah satu mitra aktif pada pertemuan yang berlangsung di Ruang Tegowangi, Grand Surya Hotel Kota Kediri, pada Selasa (2/12) tersebut. Hadir pula perwakilan Pemuda dan Wanita LDII Kota Kediri, pimpinan pondok pesantren di bawah naungan LDII Kota Kediri, serta perwakilan Ponpes Wali Barokah.(kim/sof/wid)












