Surabaya — Di bawah temaram cahaya Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, ribuan jamaah larut dalam lantunan dzikir dan doa bersama menyambut datangnya Tahun Baru Islam 1 Muharam 1447 Hijriah, Kamis malam (26/6). Kegiatan yang diinisiasi oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur ini menjadi simbol kebersamaan, refleksi spiritual, dan harapan akan masa depan yang lebih cerah dan penuh berkah.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa hadir langsung dalam acara tersebut, didampingi oleh Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak. Hadir pula jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), tokoh lintas ormas keagamaan, serta masyarakat dari berbagai kalangan, mencerminkan semangat persatuan dan kerukunan antarumat.
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Jawa Timur, KH Moch Amrodji Konawi, yang turut hadir bersama sejumlah ulama dan pimpinan pondok pesantren, menyampaikan bahwa pergantian tahun Hijriah adalah momentum strategis untuk memperkuat spiritualitas dan mempererat ukhuwah Islamiyah. Ia mengajak masyarakat meneladani semangat hijrah Nabi Muhammad SAW sebagai simbol transformasi menuju peradaban yang lebih maju dan bermartabat.
“Semoga dengan dzikir dan doa bersama ini, kita semua memperoleh keberkahan serta kekuatan dalam menghadapi berbagai tantangan di masa mendatang. Semangat hijrah adalah semangat perubahan menuju kemajuan,” ujar Amrodji.

Acara berlangsung dengan penuh kekhidmatan. Dzikir dan doa dipimpin oleh Imam Besar Masjid Al Akbar, KH Abdul Hamid Abdullah. Lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an, shalawat Nabi, dan doa-doa untuk keselamatan bangsa menggema di seluruh penjuru masjid, menciptakan suasana haru dan penghayatan spiritual yang mendalam.
Dalam sambutannya, Gubernur Khofifah menyampaikan bahwa Jawa Timur merupakan wilayah yang penuh berkah, salah satunya berkat doa, dzikir, dan shalawat yang senantiasa dipanjatkan oleh warganya. Ia juga menyampaikan apresiasi atas capaian luar biasa Jawa Timur dalam sektor pertanian dan peternakan.
“Alhamdulillah, sejak tahun 2020 Jawa Timur menjadi provinsi dengan produksi beras terbesar di Indonesia. Rata-rata produksi gula nasional hanya sekitar lima ton per hektare, sementara di Jawa Timur bisa mencapai 20 ton. Produksi jagung, telur, daging ayam, dan sapi pun tertinggi berasal dari Jawa Timur. Semua ini tidak lepas dari doa-doa tulus masyarakat,” ungkapnya.
Khofifah menekankan pentingnya kontinuitas doa dalam kehidupan masyarakat. Ia berharap Allah SWT terus memberikan petunjuk dan keberkahan kepada warga Jawa Timur.
“Mudah-mudahan Allah menghijrahkan kita dari kegelapan menuju cahaya, menjadikan kita insan yang ahli syukur, ahli ibadah, dan bertakwa. Semoga akhlak kita semua ditingkatkan oleh Allah SWT,” tambahnya.
Rangkaian kegiatan juga diisi dengan tausiah kebangsaan oleh KH Reza Ahmad Zahid (Gus Reza), pengasuh Pondok Pesantren Al-Mahrusiyah Kediri. Dalam tausiahnya, Gus Reza menekankan pentingnya membangun moralitas, memperkuat ukhuwah, dan memperbesar kontribusi umat dalam pembangunan bangsa, khususnya di Jawa Timur.
Kegiatan malamnitu tidak hanya menjadi sarana ibadah bersama, tetapi juga menjadi wadah untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga. Momentum Tahun Baru Islam menjadi tonggak untuk memperkuat nilai-nilai spiritual, kebersamaan, dan nasionalisme dalam menyongsong masa depan yang lebih baik.