Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menghadiri Dialog “Kesejahteraan Sosial dan Sekolah Rakyat” di Gedung Balai Pelatihan Kompetensi ASN Kabupaten Kediri, pada Jumat (10/10).
Dalam kunjungannya, Gus Ipul beserta rombongan bertemu dan berdialog langsung dengan pendidik, orang tua siswa siswi Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 24 Kediri dan pilar sosial dari Kota dan Kabupaten Kediri.
“Ini salah satu dari 63 titik yang sudah mulai belajar sejak 14 Juli 2025. Alhamdulillah, hampir tiga bulan berjalan, semua lancar. Di awal memang ada sedikit dinamika, tapi kini anak-anak sudah nyaman dan aktif mengikuti pembelajaran,” ujar Gus Ipul.
Menurutnya, para siswa Sekolah Rakyat berasal dari beragam latar belakang dan kini tengah beradaptasi dengan sistem pendidikan berasrama. “Mereka ini anak-anak istimewa dari berbagai lingkungan. Karena sistemnya berasrama, tentu perlu waktu untuk menyesuaikan diri,” imbuhnya.
Gus Ipul menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat, mulai dari kepala sekolah, guru, hingga wali asuh. “Terima kasih atas kerja keras semua pihak, sehingga pelaksanaan sekolah rintisan di Kabupaten Kediri berjalan sangat baik,” ucapnya.
Ia berharap ke depan akan tersedia gedung baru untuk menampung lebih banyak siswa dari berbagai jenjang, mulai SD hingga SMA. Saat ini, Sekolah Rakyat di Kabupaten Kediri baru membuka jenjang SMA.
“Peran guru dan wali asuh untuk membimbing siswa merupakan hal yang penting, agar lebih percaya diri dan berani mengambil keputusan. Harapannya anak-anak SR ini tulus, perfeksionis, visioner, dan harmonis,” harapnya.
Gus Ipul menegaskan bahwa Sekolah Rakyat merupakan inisiatif Presiden RI Prabowo Subianto untuk membantu keluarga yang belum tersentuh pembangunan pendidikan. “Data BPS menunjukkan lebih dari 4 juta anak usia sekolah tidak bersekolah atau berisiko putus sekolah. Presiden ingin menjangkau mereka,” tegasnya.
Ketua Pemuda LDII Kota Kediri, Asyhari Eko Prayitno mewakili Karang Taruna Kota Kediri ikut hadir dalam acara dialog tersebut. Ia pun mendukung program Presiden Prabowo dalam perintisan Sekolah Rakyat di Indonesia, terutama untuk anak-anak yang belum mampu sekolah karena terkendala biaya dan tempatnya di pelosok negeri.
“Langkah ini penting agar mutu pendidikan tetap terjaga sehingga Sekolah Rakyat hadir untuk menghidupkan cita-cita bangsa. Siapa tahu, dari sini lahir seorang presiden,” ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa proses untuk menjadi kepemimpinan sejati tidak terjadi secara instan. Ia harus melalui penataan hati, pikiran, rasa, dan tindakan. Semua itu selaras dengan prinsip Tri Sukses, yaitu berakhlakul karimah, alim fakih, dan kemandirian yang selalu dicanangkan di LDII,” tegasnya.
Menurutnya mental investment inilah merupakan kebutuhan yang paling mendasar dalam pendidikan karakter berbasis akhlakul karimah sehingga menjadi kunci membangun karakter bangsa yang lebih baik.
“LDII ikut hadir dalam pembangunan karakter pemuda, kami punya 29 karakter luhur generasi bangsa yang selalu kami instruksikan untuk diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari,” tutupnya. (cak/wid).












