Pengasuh Pondok Pesantren Al Ubaidah Kertosono, Habib Ubaidillah Al Hasany mengingatkan para santri agar mampu menyeimbangkan ilmu agama dan kecakapan hidup (life skills). Hal ini agar santri mampu menghadapi perkembangan zaman dengan tetap berpegang pada nilai-nilai keislaman.
“Santri punya peran besar dalam perjuangan kemerdekaan. Kini saatnya santri masa kini melanjutkan semangat juang para pendahulu dalam konteks zaman yang berbeda,” ungkap Habib Ubaidillah pada momen peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2025.
Ia menjelaskan, pesantren merupakan sistem pendidikan Islam tertua dan paling khas di Indonesia yang telah berperan besar dalam membentuk karakter bangsa sejak abad ke-16. Pesantren, menurutnya, tidak hanya menjadi tempat menimba ilmu agama, tetapi juga membangun nilai moral, sosial, dan kebangsaan.
“Para santri diharapkan tidak hanya fokus pada pendidikan agama saja, walaupun itu memang yang utama dan terutama. Tetapi fiddunyaa khasanah wafil akhirati khasanah, harus seimbang,” ujarnya.
Lebih lanjut, Habib Ubaidillah menilai keseimbangan tersebut menjadi kunci agar santri mampu menjawab tantangan zaman. Dunia modern menuntut generasi muda yang tidak hanya saleh secara spiritual, tetapi juga cakap berpikir, terampil, dan berkarakter.
“Dengan demikian, santri akan menjadi manusia yang utuh — cerdas, terampil, dan siap berkontribusi dalam pembangunan Indonesia,” tambahnya.
Ia juga menilai pesantren kini telah bertransformasi menjadi lembaga pendidikan yang adaptif terhadap perkembangan zaman. Lulusan pesantren, menurutnya, telah banyak berkontribusi dalam berbagai bidang — mulai dari politik, ekonomi, sosial, hingga budaya.
“Pesantren tidak hanya mencetak ahli agama, tetapi juga insan mandiri, disiplin, dan berjiwa kebersamaan,” tuturnya.
Meski demikian, Habib Ubaidillah mengingatkan agar santri tetap peka terhadap tantangan bangsa, seperti krisis moral, radikalisme, dan kesenjangan sosial-ekonomi.
“Santri harus mampu meyakinkan masyarakat bahwa mereka siap menghadapi persoalan kehidupan modern tanpa kehilangan jati diri,” pesannya.
Menutup pernyataannya, Habib Ubaidillah menegaskan bahwa pesantren harus terus hadir sebagai bagian dari solusi bangsa.
“Pesantren perlu menawarkan solusi yang komprehensif terhadap berbagai permasalahan nasional, sekaligus menjaga nilai-nilai keislaman dan kebangsaan,” pungkasnya. (fik/cak/wid).