Literasi digital menjadi pokok bahasan dalam audiensi Pengurus DPP Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) melakukan audiensi dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) pada Selasa (21/10). Pertemuan tersebut sebagai upaya memperkuat kemampuan masyarakat menghadapi era digital.
Kepala Pusat Pengembangan Literasi Digital Komdigi, Rizki Ameliah, menyambut positif inisiatif tersebut. Ia menilai LDII sebagai salah satu organisasi keagamaan yang memiliki komitmen kuat mendukung program pemerintah dalam meningkatkan kecakapan digital masyarakat.
“Kehadiran LDII menjadi bukti nyata dukungan ormas keagamaan terhadap program literasi digital. Kami berharap kerja sama ini tidak berhenti pada pertemuan hari ini saja, tetapi berlanjut dalam bentuk pelatihan-pelatihan konkret agar masyarakat LDII makin cakap digital,” ujarnya.
Menurut Rizki, bentuk kerja sama yang akan dijajaki berupa pelatihan berbasis praktik (hands-on activity) sehingga peserta dapat langsung mempraktikkan literasi digital dalam aktivitas sehari-hari.
“Kami berharap warga LDII antusias mengikuti pelatihan gratis dari Komdigi. Tujuannya bukan hanya tahu, tetapi juga bisa menerapkan bagaimana literasi digital dijalankan secara bijak dan aman,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Rizki juga memperkenalkan kurikulum CABE—singkatan dari Cakap Digital, Aman Digital, Budaya Digital, dan Etika Digital. Melalui kurikulum ini, warga LDII diharapkan memahami tata cara beraktivitas di ruang digital secara beretika dan bertanggung jawab.
Ia menambahkan, perempuan dan anak-anak menjadi kelompok prioritas dalam program literasi digital Komdigi. Langkah ini sejalan dengan meningkatnya kasus Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) dan pentingnya perlindungan anak di ruang digital.
“Dengan adanya kerja sama ini, kami berharap LDII dapat berperan dalam menekan kasus KBGO. Selain itu, kami juga membuka peluang kolaborasi melalui kebijakan PP Tunas, yang berfokus pada tata kelola sistem elektronik dan perlindungan anak di dunia digital,” paparnya.
Sementara itu, Ketua DPP LDII Siti Nurannisa Parama Bhekti menyambut baik rencana kerja sama tersebut. Ia menilai program literasi digital dan PP Tunas sangat relevan dengan kebutuhan keluarga modern dalam menghadapi perkembangan teknologi.
“Kami sebagai orang tua menghadapi tantangan besar dalam mengasuh anak di era digital. Dulu kami tidak tumbuh bersama teknologi, tetapi sekarang kami harus mendampingi anak-anak yang hidup di tengah kemajuan digital yang begitu cepat,” ungkapnya.
Menurut Siti, edukasi dan perlindungan digital menjadi kebutuhan mendesak agar keluarga Indonesia tetap adaptif terhadap teknologi tanpa kehilangan nilai-nilai moral dan kebangsaan.
“Kami berharap kegiatan literasi digital ini tidak hanya menjadi pengetahuan, tapi benar-benar diterapkan dalam keseharian warga LDII. Dengan begitu, mereka bisa beradaptasi dengan perkembangan teknologi sekaligus menjaga jati diri bangsa,” imbuhnya.
Ia menegaskan, LDII memiliki fungsi edukasi yang luas dan siap mendukung program literasi digital Komdigi hingga ke tingkat keluarga dan pelajar. “LDII akan menjalankan fungsi edukasi ini secara berjenjang, mulai dari keluarga hingga pelajar, agar seluruh warga LDII bisa memperoleh pengetahuan dan beradaptasi dengan perubahan zaman,” tuturnya.
Sebagai tindak lanjut, LDII mengundang Rizki Ameliah untuk menjadi narasumber dalam webinar keluarga yang akan digelar di Grand Ballroom Minhajurrosyidin, Jakarta, pada Sabtu, 25 Oktober 2025.Kegiatan tersebut akan dilaksanakan secara hibrid, diikuti oleh 250 peserta secara luring dan ribuan peserta daring dari berbagai daerah di Indonesia. (cak/wid)












