Ketua DPD LDII Banyuwangi, Astro Junaedi bersama sejumlah tokoh masyarakat menghadiri Rapat Koordinasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Banyuwangi. Acara dilaksanakan di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Banyiwangi, Sabtu (27/9).
Dalam kesempatan itu, Astro mendukung serta siap bersinergi dengan pemerintah daerah dan elemen masyarakat. Khususnya dalam kerukunan antarumat beragama untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Ia mengatakan pentingnya kerukunan antarumat beragama sebagai fondasi untuk membangun masyarakat yang damai dan sejahtera.
“LDII siap berperan aktif dalam memperkuat ketahanan keluarga dan menjaga harmoni lintas agama,” ujarnya.
Astro menjelaskan, LDII secara konsisten mendukung penguatan keluarga melalui berbagai program, antara lain seminar pranikah, pengajian rutin, hingga kerja sama dengan instansi terkait. Program tersebut bertujuan membentuk keluarga yang harmonis, mandiri, dan sejahtera, sehingga mampu bertahan secara finansial, emosional, maupun spiritual.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Banyuwangi di bawah kepemimpinan Bupati Ipuk Fiestiandani yang dinilai terus menghadirkan program inovatif bagi kesejahteraan masyarakat.
“Kami sangat mengapresiasi berbagai program Ibu Bupati. Harapan kami, perekonomian daerah semakin tumbuh, lapangan kerja terbuka luas, sehingga keluarga dan masyarakat dapat hidup lebih baik,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dalam sambutannya mengajak para tokoh agama untuk berperan aktif memperkuat ketahanan keluarga dan menjaga kerukunan sosial.
“Keluarga yang harmonis adalah awal dari segala kebaikan. Ketahanan keluarga akan berpengaruh luas, karena banyak persoalan sosial justru berawal dari rumah tangga yang tidak harmonis,” tegasnya.
Ipuk menambahkan, berbagai persoalan kriminal hingga korupsi sering berakar dari lemahnya fondasi keluarga. Oleh karena itu, ia mendorong para tokoh agama menyisipkan pesan-pesan penguatan keluarga dalam setiap khutbah maupun pengajian.
“Selipkan pesan tentang parenting, perencanaan keuangan, dan hal-hal lain yang bisa memperkuat keharmonisan keluarga,” ujarnya.
Selain itu, Ipuk menekankan pentingnya menjaga kondusivitas masyarakat di tengah tantangan keterbatasan anggaran daerah yang berdampak pada berkurangnya sejumlah program kemasyarakatan.
“Situasi ini harus diantisipasi dengan pendekatan yang tepat agar tidak menimbulkan gejolak sosial. Karena itu, peran tokoh agama sangat strategis dalam menjaga harmoni dan kerukunan umat,” tutupnya.
