Remaja Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di Wilayah Surabaya Utara mendapat pembekalan keterampilan menghadapi dunia kerja. Pelatihan karir tersebut digelar Minggu (13/7) di Masjid Nashrullah, Tanah Merah, Surabaya. Pelatihan yang menggandeng dua narasumber dari PT Shelter Indonesia itu diikuti 325 Remaja LDII.
Narasumber pertama, Setya Candra Buana, yang menjabat sebagai Supervisor Payroll, Benefit, dan Purchasing membuka sesi dengan memperkenalkan profil perusahaan, yang dikenal luas sebagai mitra andal dalam menyediakan tenaga kerja berkualitas bagi berbagai sektor industri di Indonesia.
“PT Shelter Indonesia bukan sekadar penyalur kerja. Kami membina dan memastikan tenaga kerja yang kami salurkan memiliki kompetensi dan integritas yang tinggi,” ujar Candra dalam sesi pembukaan.
Selain mengenalkan dunia industri, Candra juga memberikan gambaran nyata tentang bagaimana etos kerja dan kesiapan mental menjadi aspek penting dalam memasuki dunia profesional. Ia juga menambahkan bahwa perusahaan sangat terbuka bagi generasi muda yang ingin berkembang secara profesional di lingkungan kerja yang dinamis dan penuh tantangan.
“Kita tidak bisa hanya bermodalkan ijazah. Dunia kerja saat ini menuntut kejujuran, kedisiplinan, dan kemampuan beradaptasi yang baik,” tegasnya.
Ia juga memaparkan struktur kerja, nilai-nilai perusahaan, hingga peluang karier yang tersedia, khususnya bagi generasi muda yang ingin berkembang secara profesional.
“Anak muda saat ini perlu tidak hanya pintar, tapi juga siap secara mental dan profesional. Di PT Shelter Indonesia , kami sangat menghargai integritas dan kemauan untuk terus belajar,” ujar Candra dalam pemaparannya.
Sesi kedua diisi oleh Dwiki Hisyamul Mubarok, Supervisor Recruitment PT Shelter Indonesia, yang membahas secara mendalam tentang cara membuat Curriculum Vitae (CV) dan surat lamaran kerja yang baik dan benar. Tak hanya itu, Dwiki juga memberikan sejumlah tips dan trik dalam melamar pekerjaan, mulai dari strategi menjawab pertanyaan wawancara, cara membaca kultur perusahaan, hingga bagaimana menghadapi proses seleksi kerja dengan percaya diri.
Dalam materinya, Dwiki menyampaikan beberapa tips penting dalam membuat CV dan surat lamaran kerja, antara lain gunakan bahasa yang jelas, singkat, dan mudah dipahami, hindari kalimat bertele-tele.
Menurut Dwiki, dokumen lamaran sering kali menjadi penentu awal lolos atau tidaknya pelamar dalam proses seleksi. “Gunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami. Jangan gunakan kalimat yang rumit dan terlalu panjang,” ujarnya.
Dwiki juga mengingatkan peserta untuk memilih jenis font yang profesional dan mudah dibaca, seperti Arial atau Calibri, serta menghindari warna-warna mencolok yang bisa mengganggu tampilan. “Tampilan itu penting. HRD bisa langsung kehilangan minat jika CV terlihat ‘ramai’ dan tidak nyaman dibaca,” tambahnya.
Tips penting lainnya yang ia tekankan adalah agar pelamar menggabungkan seluruh dokumen seperti CV, surat lamaran, dan lampiran ke dalam satu file PDF. Menurutnya, mengirim banyak file terpisah justru menyulitkan HRD dan dapat memperlambat proses seleksi.
“CV adalah alat utama sebuah perusahaan untuk mengenal anda. Jadi buatlah dengan jujur, rapi, dan relevan. Satu kesalahan kecil saja bisa membuat lamaran kita dilewatkan,” jelas Dwiki kepada para peserta.
Melalui pelatihan ini, seluruh peserta tidak hanya mendapatkan wawasan teknis tentang dunia kerja, tetapi juga motivasi untuk terus mengembangkan potensi diri.
Ketua panitia pelaksana menyampaikan harapannya agar kegiatan semacam ini bisa menjadi agenda rutin dalam membekali generasi muda dengan keahlian hidup yang dibutuhkan di masa depan.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa sinergi antara dunia pendidikan nonformal dan dunia industri sangat penting dalam menyiapkan SDM yang unggul, berkarakter, dan berdaya saing tinggi. (ysy)